Fungsi dan kegunaan dari arang batok kelapa yang marak dicari dan diperjual belikan yang bahkan marketnya sampai pasar luar negeri, Meskipun ini limbah, tapi hasil arang dan cairan asap atau liquid smoke-nya berpeluang diekspor ke China dan Amerika, Siapa sangka tempurung kelapa yang yang sudah diolah menjadi briket menembus pasar ekspor. Tentu saja keuntungan dari bisnis briket tempurung kelapa ini bukan nilai yang kecil. Briket tempurung kelapa ini banyak dipilih sebagai bahan bakar karena memiliki energi 7.340 kalori sehingga menghasilkan panas lebih tinggi dibandingkan dengan briket arang kayu biasa. Selain itu ada kegunaan lain yang biasa memanfaatkan briket tempurung kelapa ini misalnya shisa.
Pasar Briket tempurung kelapa ini kebanyakan malah untuk ekspor dengan prosentase 80 persen sedangkan sisanya 20 persen untuk pasar dalam negeri. Beberapa negara tujuan eksport briket tempurung kelapa antara lain negara-negara timur tengah, Jepang, Australia dan lain-lain.
Mereka menggunakan arang batok untuk pembuatan Carbon aktif pada water treatment plant dan Sumber Carbon untuk berbagai macam industri Coconut Shell Charcoal
Ke Amerika Dari Bisnis Arang Batok Kelapa
Keuntungan bisnis briket tempurung kelapa ini tergolong lumayan besar. Novi Setiawan,salah satu pelaku bisnis briket tempurung kelapa dari Bantul Yogyakarta,ini bisa mengantongi omzet Rp 97 juta per bulan. Adapun Fahni dari Gresik meraup omzet Rp 80 juta sampai Rp 100 juta per bulan.
Muhammad Fahni di Gresik, Jawa Timur juga melihat peluang di bisnis ini. Sejak tahun 2006 dia memproduksi briket tempurung kelapa.
Fahni juga menjual sebagian briketnya ke pasar luar negeri. "Sebanyak 80% ekspor, 20% untuk pasar lokal," ujarnya. Negara-negara tujuan ekspor Fahni, antara lain Jepang dan Australia. Ia menambahkan, ekspor briket ke Jepang turun sekitar 30% akibat bencana alam gempa dan tsunami
Profile sukses lain juga Siapa sangka arang batok kelapa bisa mengantarkan Lusi Efriani menjadi pengusaha profesional sukses yang hingga diundang ke Washington DC untuk sekadar bicara tentang arang batok? Sebab, mungkin sebagian besar kita tak pernah berpikir optimis terhadap sebuah arang batok sebagai potensi bisnis yang menggiurkan. Kalaupun ada yang menjalani bisnis tersebut, mungkin itu dijalani secara tak profesional dan dilakukan oleh seseorang yang merasa sudah tak ada lagi peluang bisnis yang menjanjikan.
Namun, semua asumsi itu tak pernah ada di benak seorang bernama Lusi Efriani. Sejak awal, ia melihat potensi bisnis menggiurkan di balik arang batok kelapa. Karenanya, sejak awal ia menggeluti bisnis arang batok secara profesional. Dan hasilnya, kini dia telah dikenal luas, baik di dalam atau pun luar negeri, sebagai pengusaha sukses arang batok. Bukan hanya itu, kini ia juga telah sukses memberdayakan masyarakat pesisir di Batam mengolah arang batok kelapa menjadi produk bisnis bernilai tinggi.
Kesuksesan Lusi itu juga membuat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengundangnya ke Washington DC untuk berbagai pengalaman ‘unik’-nya itu dalam berbisnis dalam program International Visitor Leadership Program. Kemarin, Selasa (8/11), Lusi baru mendarat di Bandara Hang Nadim Batam, sepulangnya dari Washington DC.
Lusi berharap para pengusaha dan profesional muda Indonesia memiliki kejelian dalam melihat peluang bisnis yang ada di negeri ini. Sehingga, dari hal-hal yang seolah kecil dan tak diperhitungkan seperti arang batok kelapa, mereka bisa membangun perusahaan bisnis yang bukan hanya mapan dan menjanjikan, tapi berbasis memberdayakan masyarakat luas. Pemerintah juga diharapkan dapat berperan aktif dalam mendorong dan memfasilitasi pengusaha dan profesional muda seperti Lusi tersebut.
Untuk membuat briket tempurung kelapa yang laku di pasaran eksport memang memiliki persyaratan yang cukup ketat. Salah satunya adalah bahan baku briket yaitu tempurung kelapa benar-benar bebas dari serat kulit kelapa, jika masih ada serat kulit kelapa arang batok tidak bisa terbakar sempurna.
Arang batok kelapa terbuat dari batok kelapa yang di bakar dengan cara oven dan dengan cara pembakaran. Pembuatan arang batok kelapa tersebut banyak dilakukan dengan cara konvensional
yaitu dengan cara pembakaran secara tradisional.
Aplikasi Gas Treatment
1. Solvent Recovery, untuk merecover organic content dalam rangka optimisasi ekonomi proses dan mengontrol emisi gas buang. Aplikasi penggunaan: Acetate fibres (acetone), pharmaceuticals (methylene chloride), film coating and printing (ethly acetate), magnetic tape (MEK).
2. Karbondioksida, digunakan untuk pemurnian CO2 hasil fermentasi. Aplikasi penggunaan: Adsorption alkohol, amines dan mercaptans.
3. Industrial respirators, digunakan untuk adsorpsi kandungan organic.
4. Pembuangan Limbah Gas, Disposal of domestic, chemical dan klinical waste by high temperature incineration. Aplikasi Penggunaan: penghilangan logam berat dan dioksin dari gas buang.
5. Rokok, digunakan sebagai filter. Aplikasi Penggunaan: Untuk mengekstrak elemen berbahaya dari asap rokok serta cita rasa.
6. AC, Heating ventilation and air conditioning (HEVAC), diaplikasikan di airport, kantor, mall dll. Aplikasi Penggunaan: Menghilangkanbau serta menyerap gas berbahaya.
7. Composite fibres, Impregnation dari aktivated carbon powder dalam foam/fibre/non-woven substance. Aplikasi Penggunaan: Pengolahan udara, masker, sepatu untuk mengurangi bau serta pengolahan air.
8. Fridge de-oderisers, in situ Filter Unit. Aplikasi Penggunaan: Menghilangkan bau busuk makanan, biasa digunakan dalam truk-truk pengangkutan makanan.
Aplikasi Liquid Treatment
1.. Potable water treatment, Granular activated carbons (GAC) diinstall dalam unit filter Aplikasi Penggunaan: Menghilangkan kontaminan organik terlarut, menjaga rasa dan bau.
2.. Soft Drink, Potable Water treatment dengan sterilisasi klorine. Aplikasi Penggunaan: Menghilangkan klorine, dan adsorbsi kontaminan organik
3.. Bir, Potable Water Treatment Aplikasi Penggunaan: Menghilangkan Trihalomethanes dan Phenolic
4.. Semi Konduktor, Ultra High Pemurnian air Aplikasi Penggunaan: Mengurangi total organic carbon (TOC)
5.. Gold Recovery, operasi dari Carbon in Leach (CIL), Carbon in Pulp (CIP) dan Heap Leach Circuit. Aplikasi Penggunaan: Recovery gold dari “tailing” terlarut dalam Sodium Sianida
6.. Petrokimia, Recycle dari steam kondensat untuk BFW. Aplikasi Penggunaan: Menghilangkan kontaminan oil dan hydrokarbon.
7.. Air Tanah, kontaminasi dari industri. Aplikasi Penggunaan: Mengurangi Total Organic Halogen (TOX) dan menyerap Adsorbable Organic Halogen (AOX)
8.. Pengolahan Limbah Air, untuk mencapai standar lingkungan. Aplikasi Penggunaan: Mengurangi TOX, BOD, dan COD.
9.. Kolam Renang, yang melibatkan injeksi Ozone untuk menghilangkan kontaminan organik. Aplikasi Penggunaan: Menghilangkan sisa Ozone dan mengontrol level kloramine.
Cara membuat Arang Batok Kelapa
1. Pembakaran dengan menggunakan Lobang dan Dapur Pengarangan Pembakaran dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut ini.
1) Lobang atu dapur pengarangan diisi dengan tempurung setinggi 30 cm, kemudian dibakar. Bila lapisan tempurung ini mulai terbakar, ke atas lapisan yang sedang terbakar dimasukkan lagi tempurung baru sebanyak lapisan sebelumnya. Hal ini dilakukan terus sampai ruangan terisi penuh. Setelah itu, lobang atau dapur pembakaran ditutup dengan rapat. Jika menggunakan lobang pembakaran, ke atas penutup dapat ditambahkan tanah sehingga penutupan menjadi lebih rapat.
2) Ke bagian tengah lobang atau dapur pengarangan diletakkan secara tegak lurus balo kayu atau bambu (diameter 15-20 cm), kemudian diisikan tempurung sampai penuh. Setelah itu, balok kayu atau bambu dicabut secara pelan-pelan dan hati-hati sehingga pada bagian tengah lobang atau dapur pengarangan terbentuk lobang kecil. Ke dasar lobang kecil ini dimasukkan sabut atau daun yang telah dibasahi dengan minyak tanah, kemudian dibakar. Tempurung akan terbakar dari dasar, kemudian akan merambat ke atas. Segera setelah semua tempurung terbakar, lobang atau dapur pengarangan ditutup dengan rapat. Untuk mengeluarkan asap, 2 kali sehari tutup di buka. Proses pengarangan ini berlangsung 5-7 hari.
2.Pembakaran dengan Menggunakan Kiln
1) Kiln diisi dengan tempurung sepadat dan serapat mungkin. Kiln yang dibuat dari drum bekas dapat diisi 90 kg tempurung.
2) Lobang udara baris pertama dan kedua dari atas ditutup. Setelah itu, ke dalam dasar ruang "kassa api pertama" dimasukkan bahan-bahan mudah terbakar, seperti daun kering dan sabut yang telah dibasahi dengan minyak tanah, dan dibakar. Kemudian kiln ditutup.
3) Segera setelah tempurung pada dasar kiln terbakar, dan api mulai merambat ke bagian atas lobang ketiga yang terbuka, lobang ketiga tersebut ditutup rapat. Sementara itu, lobang baris kedua dibuka. Demikian seterusnya sampai ke lobang baris pertama (paling atas).
4) Selama pembakaran, volume arang akan berkurang, karena itu tempurung dapat ditambahkan untuk memenuhi volume ruang pengarangan.
3. Pemilahan dan Pengemasan
Setelah selesai dibakar, arang dibakar. Arang yang belum terbakar sempurna dibakar kembali. Arang yang telah terbakar sempurna diayak dengan anyaman kawat (besar lobang 0,6-1,0 cm) untuk memisahkan tanah, debu dan kerikil. Sebelum dikemas, arang dibiarkan pada udara terbuka selama 12-15 hari. Setelah itu, arang dikemas di dalam kantung plastik, atau karung goni.
Berminat dengan arang batok?
silahkan hubungi kami di email : oke.farida@gmail.com
Showing posts with label peluang ekspor. Show all posts
Showing posts with label peluang ekspor. Show all posts
Sunday, March 4, 2012
Sunday, December 11, 2011
Manfaat Pasir Silika / Kwarsa / Kuarsa SiO2
Ekspor Semen Indonesia Diperkirakan Meningkat di Tahun 2012
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kwarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung.
Bahan Baku Semen
Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, pasir silika, tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi semen yaitu:
1. Batu kapur digunakan sebanyak ± 81 %.
Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempumyai rumus CaCO3 (Calcium Carbonat),pada umumnya tercampur MgCO3 dan MgSO4. Batu kapur yang baik dalam penggunaan pembuatan semen memiliki kadar air ± 5%
2. Pasir silika digunakan sebanyak ± 9 %
Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida). Pada umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar SiO2 semakin putih warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar airnya yang tinggi. Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO2 ± 90%
3. Tanah liat digunakan sebanyak ± 9 %.
Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen SiO2Al2O3.2H2O. Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air ± 20 %, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi ± 46 %
4. Pasir besi digunakan sebanyak ± 1%.
Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya selalu tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 ± 75% - 80%.
Pada penggilingan akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5% total pembuatan semen (A).
Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Semen produksi lokal dipasarkan ke sejumlah negara di Asia seperti India, Bangladesh, dan Sri Lanka, serrta sebelum menembus pasar Eropa maupun Amerika. Jenis produk yang di ekspor kebanyakan semen Portland.
Tahun ini saya perkirakan ekspor semen sekitar 1,5 juta ton hingga 2 juta ton. Ekspor akan kembali bergairah pada 2012 setelah ada penambahan kapasitas dari ekspansi sejumlah produsen, meski volumenya belum sebesar 1998,” jelasnya.

Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan, misal dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung.
Bahan Baku Semen
Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, pasir silika, tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi semen yaitu:
1. Batu kapur digunakan sebanyak ± 81 %.
Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempumyai rumus CaCO3 (Calcium Carbonat),pada umumnya tercampur MgCO3 dan MgSO4. Batu kapur yang baik dalam penggunaan pembuatan semen memiliki kadar air ± 5%
2. Pasir silika digunakan sebanyak ± 9 %
Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida). Pada umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar SiO2 semakin putih warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar airnya yang tinggi. Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO2 ± 90%
3. Tanah liat digunakan sebanyak ± 9 %.
Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen SiO2Al2O3.2H2O. Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air ± 20 %, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi ± 46 %
4. Pasir besi digunakan sebanyak ± 1%.
Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya selalu tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 ± 75% - 80%.
Pada penggilingan akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5% total pembuatan semen (A).
Pustaka:
(A) Anonim. 1980. Handout Kuliah Teknologi Semen. Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS.
Semen produksi lokal dipasarkan ke sejumlah negara di Asia seperti India, Bangladesh, dan Sri Lanka, serrta sebelum menembus pasar Eropa maupun Amerika. Jenis produk yang di ekspor kebanyakan semen Portland.
Tahun ini saya perkirakan ekspor semen sekitar 1,5 juta ton hingga 2 juta ton. Ekspor akan kembali bergairah pada 2012 setelah ada penambahan kapasitas dari ekspansi sejumlah produsen, meski volumenya belum sebesar 1998,” jelasnya.
Wednesday, December 7, 2011
Bisnis Limbah Cangkang Kelapa Sawit
Salah satu bisnis ekspor yang menarik yang akan datang adalah bisnis limbah pabrik kelapa sawit (PSK) berupa cangkang kelapa sawit yang dijadikan arang. atau dikenal dengan Palm Kernel Shell
Bila ingin belajar tentang peluang bisnis ini silahkan hubungi Ibu Farida di 021-70692409
Sunday, August 21, 2011
Sukses Ekspor Beras Organik Dari Tasikmalaya
Tak ada yang mengira kalau dara ini salah satu sosok penting di balik suksesnya Indonesia mengekspor beras organik untuk pertama kali. Dia akrab dengan petani. Ia bersentuhan langsung dengan mereka. Dia juga bukan tipikal pengusaha yang gemar menekan petani kecil. ”Aku mau petaniku menjadi yang paling maju, paling sejahtera hidupnya, dengan menjadikan mereka sebagai pengusaha kecil,” kata Emily Sutanto, pendiri sekaligus Direktur Utama PT Bloom Agro, di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Emily mengekspor beras organik bersertifikat ke Amerika Serikat. Tahap awal pengiriman sebanyak 18 ton. Pengapalan ekspor beras organik perdana ini dilakukan pada akhir Agustus tahun lalu melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Seperti dikutip dari Harian Kompas, Ekspor Beras organik tak sembarang organik, tapi organik bersertifikat. Kata ”bersertifikat” sekadar membedakan produk beras organik ini dengan beras ”organik” yang ada di pasaran, tetapi sesungguhnya tak mengikuti standar produksi beras organik.
Sertifikat beras organik dikeluarkan Institute for Marketecology, lembaga sertifikasi organik internasional, berbasis di Swiss, yang terakreditasi mendunia. Logo sertifikat yang dikeluarkan pun tak tanggung-tanggung, langsung untuk tiga negara, yakni AS dengan US Department of Agricultural National Organic Program, Uni Eropa, dan Jepang dengan Japanese Agricultural Standard.
Dengan kata lain, beras organik itu sudah mendapatkan ”paspor” untuk masuk ke negara-negara yang paling ketat memberlakukan sistem keamanan pangannya di dunia. Beras organik ini diproduksi oleh para petani kecil di tujuh kecamatan di Tasikmalaya, Jabar. Mata rantai dalam sistem perdagangan pun mengadopsi prinsip fair trade, yang oleh Menteri Pertanian kala itu, Anton Apriyantono disebut-sebut sebagai yang pertama dilakukan oleh pengusaha beras ekspor Indonesia.
Dengan mengadopsi prinsip fair trade atau sistem perdagangan berkeadilan, tujuan menyejahterakan petani bukan lagi omong kosong. Bila suatu kali kedapatan petani organik mengalami tekanan harga, pemutusan kontrak kerja sama ekspor terjadi.
Oleh karena alasan fair trade dan kemanusiaan itulah, Emily tak akan mau menekan harga beli beras. Usaha penggilingan padi yang dapat memberikan nilai tambah bagi petani yang dikelola Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik bantuan Departemen Pertanian ini dibiarkan tumbuh bersama.
Dia tak harus membeli beras dari petani, tetapi cukup melalui Gapoktan Simpatik agar petani mendapat nilai tambah. Gabah organik setelah diproses di penggilingan milik petani menjadi beras dibeli Emily dengan harga Rp 8.000 per kilogram.
Dengan harga beli yang tinggi, Gapoktan membeli gabah kering pungut dari petani anggotanya dengan harga Rp 3.500 per kilogram atau lebih tinggi Rp 1.500 dibandingkan gabah nonorganik.
Pada tahap ini jalur perdagangan semakin pendek dan tidak ada celah bagi tengkulak.
Semakin mantap lagi posisi petani ketika model penanaman padi dengan sistem intensif membuat ada petani yang mampu meningkatkan produktivitas padinya hingga menghasilkan 10 ton gabah kering panen.
Dengan produktivitas setinggi itu, pendapatan kotor petani dalam satu musim tanam (empat bulan) bisa sekitar Rp 35 juta. Apabila dalam setahun padi bisa ditanam tiga kali, pendapatan kotor petani dengan lahan 1 hektar dapat menembus Rp 105 juta.
Mulai dari nol
Kisah perjumpaan Emily dengan beras organik terjadi secara tidak sengaja. Peraih gelar master bidang Manajemen Internasional dan Mass Communication dari Pepperdine University, Los Angeles, California, dan Bond University, Australia, ini pada awal 2008 ditawari Solihin GP, yang dia sebut sahabat keluarganya.
”Bapak Solihin GP waktu itu mengatakan, ’Mau enggak kamu bantu petani? Mereka (petani) mau ekspor beras organik, tetapi pemerintah belum bisa berbuat apa-apa’,” kata Emily mengutip permintaan mantan Gubernur Jabar itu.
Kala itu Emily masih ragu. Dia sangsi, apa benar ada beras yang benar-benar organik di Indonesia. Karena gamang, ia lalu pergi ke Tasikmalaya, dan melihat langsung proses produksi beras organik.
Emily terpana. Mengapa selama ini konsumen beras organik dunia hanya tahu beras organik Thailand saja? Padahal, di Indonesia beras organiknya jauh lebih bagus. Produk beras organik yang dihasilkan begitu orisinal. Secara fisik, beras organik itu lebih empuk dan berat, pertanda banyak kandungan serat dan vitamin.
Proses produksinya juga penuh cinta karena dilakukan secara tradisional. Makin terpikat lagi Emily ketika tahu semangat petani yang berapi-api untuk mengekspor beras organik itu. Namun, mereka tak tahu bagaimana caranya. ”Kalau beras organik dari petani bisa diekspor, ini bisa memacu semangat petani untuk lebih maju,” katanya.
Langkah selanjutnya giliran sertifikasi. Emily menjalani proses ini sampai tiga bulan. Dia memerlukan sertifikasi itu, dengan pertimbangan agar ke depan produksi beras organik bisa berkelanjutan. Di sini perlu diterapkan sistem pengawasan yang dilakukan internal dalam kelompok antarpetani. Dalam hal ini kejujuran petani benar-benar diuji.
Setelah produknya beres, mulailah ia melirik pasar ekspor. Kebetulan dari Cornell University, AS, juga sedang menggarap produk pertanian organik. Jadilah dia dipertemukan dengan calon pembeli, Lotus Foods, yang sangat mendukung program pelestarian lingkungan.
Organic Rice
Emily mengekspor beras organik bersertifikat ke Amerika Serikat. Tahap awal pengiriman sebanyak 18 ton. Pengapalan ekspor beras organik perdana ini dilakukan pada akhir Agustus tahun lalu melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Seperti dikutip dari Harian Kompas, Ekspor Beras organik tak sembarang organik, tapi organik bersertifikat. Kata ”bersertifikat” sekadar membedakan produk beras organik ini dengan beras ”organik” yang ada di pasaran, tetapi sesungguhnya tak mengikuti standar produksi beras organik.
Sertifikat beras organik dikeluarkan Institute for Marketecology, lembaga sertifikasi organik internasional, berbasis di Swiss, yang terakreditasi mendunia. Logo sertifikat yang dikeluarkan pun tak tanggung-tanggung, langsung untuk tiga negara, yakni AS dengan US Department of Agricultural National Organic Program, Uni Eropa, dan Jepang dengan Japanese Agricultural Standard.
Dengan kata lain, beras organik itu sudah mendapatkan ”paspor” untuk masuk ke negara-negara yang paling ketat memberlakukan sistem keamanan pangannya di dunia. Beras organik ini diproduksi oleh para petani kecil di tujuh kecamatan di Tasikmalaya, Jabar. Mata rantai dalam sistem perdagangan pun mengadopsi prinsip fair trade, yang oleh Menteri Pertanian kala itu, Anton Apriyantono disebut-sebut sebagai yang pertama dilakukan oleh pengusaha beras ekspor Indonesia.
Dengan mengadopsi prinsip fair trade atau sistem perdagangan berkeadilan, tujuan menyejahterakan petani bukan lagi omong kosong. Bila suatu kali kedapatan petani organik mengalami tekanan harga, pemutusan kontrak kerja sama ekspor terjadi.
Oleh karena alasan fair trade dan kemanusiaan itulah, Emily tak akan mau menekan harga beli beras. Usaha penggilingan padi yang dapat memberikan nilai tambah bagi petani yang dikelola Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik bantuan Departemen Pertanian ini dibiarkan tumbuh bersama.
Dia tak harus membeli beras dari petani, tetapi cukup melalui Gapoktan Simpatik agar petani mendapat nilai tambah. Gabah organik setelah diproses di penggilingan milik petani menjadi beras dibeli Emily dengan harga Rp 8.000 per kilogram.
Dengan harga beli yang tinggi, Gapoktan membeli gabah kering pungut dari petani anggotanya dengan harga Rp 3.500 per kilogram atau lebih tinggi Rp 1.500 dibandingkan gabah nonorganik.
Pada tahap ini jalur perdagangan semakin pendek dan tidak ada celah bagi tengkulak.
Semakin mantap lagi posisi petani ketika model penanaman padi dengan sistem intensif membuat ada petani yang mampu meningkatkan produktivitas padinya hingga menghasilkan 10 ton gabah kering panen.
Dengan produktivitas setinggi itu, pendapatan kotor petani dalam satu musim tanam (empat bulan) bisa sekitar Rp 35 juta. Apabila dalam setahun padi bisa ditanam tiga kali, pendapatan kotor petani dengan lahan 1 hektar dapat menembus Rp 105 juta.
Mulai dari nol
Kisah perjumpaan Emily dengan beras organik terjadi secara tidak sengaja. Peraih gelar master bidang Manajemen Internasional dan Mass Communication dari Pepperdine University, Los Angeles, California, dan Bond University, Australia, ini pada awal 2008 ditawari Solihin GP, yang dia sebut sahabat keluarganya.
”Bapak Solihin GP waktu itu mengatakan, ’Mau enggak kamu bantu petani? Mereka (petani) mau ekspor beras organik, tetapi pemerintah belum bisa berbuat apa-apa’,” kata Emily mengutip permintaan mantan Gubernur Jabar itu.
Kala itu Emily masih ragu. Dia sangsi, apa benar ada beras yang benar-benar organik di Indonesia. Karena gamang, ia lalu pergi ke Tasikmalaya, dan melihat langsung proses produksi beras organik.
Emily terpana. Mengapa selama ini konsumen beras organik dunia hanya tahu beras organik Thailand saja? Padahal, di Indonesia beras organiknya jauh lebih bagus. Produk beras organik yang dihasilkan begitu orisinal. Secara fisik, beras organik itu lebih empuk dan berat, pertanda banyak kandungan serat dan vitamin.
Proses produksinya juga penuh cinta karena dilakukan secara tradisional. Makin terpikat lagi Emily ketika tahu semangat petani yang berapi-api untuk mengekspor beras organik itu. Namun, mereka tak tahu bagaimana caranya. ”Kalau beras organik dari petani bisa diekspor, ini bisa memacu semangat petani untuk lebih maju,” katanya.
Langkah selanjutnya giliran sertifikasi. Emily menjalani proses ini sampai tiga bulan. Dia memerlukan sertifikasi itu, dengan pertimbangan agar ke depan produksi beras organik bisa berkelanjutan. Di sini perlu diterapkan sistem pengawasan yang dilakukan internal dalam kelompok antarpetani. Dalam hal ini kejujuran petani benar-benar diuji.
Setelah produknya beres, mulailah ia melirik pasar ekspor. Kebetulan dari Cornell University, AS, juga sedang menggarap produk pertanian organik. Jadilah dia dipertemukan dengan calon pembeli, Lotus Foods, yang sangat mendukung program pelestarian lingkungan.
Organic Rice
Sunday, August 14, 2011
Produk Unggulan Ekspor Indonesia
Profil ekspor Indonesia telah berubah tidak lagi didominasi oleh 10 komoditi utama ekspor namun sudah mulai terdiversifikasi.
Komoditas yang memiliki prospek ekspor tinggi antara lain ; tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, otomotif,kertas,kelapa sawit (CPO),kakao olahan dan biji kakao,Kopi,karet dan produk karet.
Hingga kini produk ekspor Indonesia paling banyak dijual ke Jepang.
Sementara data BPS menunjukan ekspor non migas Indonesia ke Jepang Maret mencapai angka terbesar yaitu 1,53 miliar Dolar AS disusul Amerika Serikat dan China
Sayangnya, produk industri yang diekspor masih didominasi oleh barang mentah atau barang setengah jadi. Nilai ekspor tertinggi terdapat di komoditas kelapa sawit dengan nilai US$ 17,5 miliar , lalu disusul produk tekstil senilai US$ 11 miliar. Produk dengan nilai terbesar ketiga adalah olahan karet dengan nilai US$ 9,5 miliar.
“Dulu profil ekspor nonmigas kita terdiri dari 60 persen 10 komoditi utama, sekarang porsinya turun menjadi 35 persen,”
Semakin banyak komoditi potensial yang semakin kompetitif di pasar global seperti makanan olahan, perhiasan, ikan dan produk ikan, kerajinan dan rempah-rempah, kulit dan produk kulit, peralatan medis, minyak atsiri, peralatan kantor dan tanaman obat. “Tapi produknya masih tradisional, belum benar-benar diolah,”
Diversifikasi tujuan ekspor juga sudah terjadi dengan berkurangnya porsi ekspor ke negara tujua utama seperti Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa dari sekitar 50 persen menjadi 30 persen. “Sekarang ekspor kita lebih banyak ditujukan ke Asia dan negara-negara berkembang lainnya, porsinya sekitar 45 persen,”
Sumber: BPS 2011
Komoditas yang memiliki prospek ekspor tinggi antara lain ; tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, otomotif,kertas,kelapa sawit (CPO),kakao olahan dan biji kakao,Kopi,karet dan produk karet.
Hingga kini produk ekspor Indonesia paling banyak dijual ke Jepang.
Sementara data BPS menunjukan ekspor non migas Indonesia ke Jepang Maret mencapai angka terbesar yaitu 1,53 miliar Dolar AS disusul Amerika Serikat dan China
Sayangnya, produk industri yang diekspor masih didominasi oleh barang mentah atau barang setengah jadi. Nilai ekspor tertinggi terdapat di komoditas kelapa sawit dengan nilai US$ 17,5 miliar , lalu disusul produk tekstil senilai US$ 11 miliar. Produk dengan nilai terbesar ketiga adalah olahan karet dengan nilai US$ 9,5 miliar.
“Dulu profil ekspor nonmigas kita terdiri dari 60 persen 10 komoditi utama, sekarang porsinya turun menjadi 35 persen,”
Semakin banyak komoditi potensial yang semakin kompetitif di pasar global seperti makanan olahan, perhiasan, ikan dan produk ikan, kerajinan dan rempah-rempah, kulit dan produk kulit, peralatan medis, minyak atsiri, peralatan kantor dan tanaman obat. “Tapi produknya masih tradisional, belum benar-benar diolah,”
Diversifikasi tujuan ekspor juga sudah terjadi dengan berkurangnya porsi ekspor ke negara tujua utama seperti Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa dari sekitar 50 persen menjadi 30 persen. “Sekarang ekspor kita lebih banyak ditujukan ke Asia dan negara-negara berkembang lainnya, porsinya sekitar 45 persen,”
Sumber: BPS 2011
Tuesday, April 12, 2011
Kopi Luwak Untuk Ekspor

Bertanyalah kepada orang Inggris, kopi apa paling mahal di dunia, maka bangsa peminum teh itu akan menjawab kopi yang diambil dari kotoran musang. Anggapan ini mungkin sama dengan masyarakat tradisional Indonesia.
Mengapa kopi luwak termahal? Di Inggris kopi yang bekas dimakan musang (Paradoxurus hermaphroditus) dan keluar lagi bersama kotorannya itu dijual dengan harga 50 poundsterling atau hampir Rp 1 juta. Demikian dilaporkan Daily Mail dalam situs internetnya
Monday, February 28, 2011
Pendampingan Bisnis Ekspor

Bagi Pengusaha UKM pendampingan langsung bisnis ekspor sangat diperlukan dari pengusaha ekspor yang sudah sukses
Tuesday, February 22, 2011
Gula Pasir Organik

Gula pasir organik yang lebih sehat, dahulu lebih dikenal dengan sebutan gula semut atau palm suiker.
Komoditas ini gula pasir organik ini juga diekspor ke luar negeri
Monday, January 3, 2011
Peluang Ekspor Belut Belum Tergarap
TEMPO Interaktif, Karawang - belut (anguilla sp.) atau dikenal sebagai belut air ternyata merupakan salah satu komoditas berharga. Kalau Anda mengenal ikan Salmon sebagai lauk dengan kandungan DHA paling tinggi, maka kamus menu dapur Anda mungkin perlu ditambah dengan daging belut. Pasalnya, menurut penelitian kandungan DHA belut, komoditas asli Indonesia, ini ternyata jauh lebih tinggi dari Salmon.
Di Jepang, yang masyarakatnya gemar mengkonsumsi ikan segar, daging belut atau dikenal sebagai Unagi merupakan menu favorit restoran. Tak heran kalau belut asli Jepang (anguilla japonica) sampai masuk daftar hewan langka yang tak boleh diperdagangkan oleh Konvensi Perdagangan Internasional untuk Hewan-Hewan Langka (CITES). Tapi di Indonesia tentunya ini adalah peluang besar yang harus digarap.
Kepala Balai Layanan Usaha Tambak Pandu Karawang I Made Suitha mengatakan permintaan Jepang atas belut mencapai 100 ribu ton per tahun. "Kalau ekspor kita bisa memenuhi seperempatnya saja sudah bagus untuk kita," kata Made dalam Press Tout Kementrian Kelautan dan Perikanan, Sabtu pekan lalu.
Selama ini, kata Made, Indonesia baru mengekspor belut dalam bentuk benih. Karena itu, pada 2010 ini, Pemerintah menargetkan akan mengekspor belut siap dikonsumsi. "Dengan begitu ada nilai tambahnya," ujarnya. Tak hanya Jepang sebagai peminat utama, pasar Korea Selatan, Vietnam, dan Taiwan juga besar.
Untuk pangsa pasar Jepang, yang menjadi produk unggulan adalah jenis anguilla bicolor yang harganya mencapai Rp 55 ribu per kilo gram. Sebelumnya belut jenis ini harganya sempat mencapai Rp 105 ribu per kilo gram.
Selain jenis bicolor, Indonesia mempunyai dua jenis lain yang juga laku di pasaran Internasional, yaitu jenis marmorata dan renhati. Di pasar harga marmorata mencapai Rp 150 ribu per kilo gram sementara renhati mencapai Rp 300 ribu per kilo gram. "Peminat marmorata mencapai pasar Amerika Serikat," kata Made.
belut jenis renhati, tadinya banyak dikembangkan di Australia, tapi ternyata di sana tak bisa bertumbuh optimal karena pengaruh musim dingin. "belut jantan hanya bisa bertumbuh hingga setengah kilo gram dan yang betina hanya sekitar dua kilo. Kalau di Indonesia, yang jantan bisa mencapai dua kilo gram dan yang betina bisa sampai lima kilo gram," ujar Made.
Sejak bulan lalu, Australia bekerja sama dengan Indonesia untuk pengembangan belut jenis ini. Saat ini proses budidaya sudah dipindahkan dari Karawang ke Suri Tani Pemuka di Probolinggo.
Sayangnya, menurut Made, tambak belut di Indonesia belum tergarap optimal. Dari target pembesaran 15 kilo gram per meter kubik baru tercapai 10 kilo gram per meter kubik.
Karena itu, agar keinginan mengekspor segera terlaksana pemerintah menjalin kerja sama dengan perusahaan dari Jepang, Asama Industry Co. Ltd. untuk belajar mengelola tambak pembesaran belut sesuai standar pasar Jepang. "Pada tanggal 24 Maret ini mereka akan menindaklanjuti perkembangan budidaya di sini,"tambah Made.
Menurut Made, konsumen Jepang agak ceriwis soal kualitas. Mereka, misalnya, hanya mau belut yang kadar lemak dagingnya rendah (tak boleh lebih dari 10 persen). belut-belut tujuan ekspor itu pun musti diberi pakan khusus berupa pasta yang dipercaya mempengaruhi rasa daging. Konsumen Jepang, kata Made, juga lebih menyukai belut dengan ukuran sekitar 250 sampai 400 gram per ekornya.
Made mengungkapkan persaingan dalam pasar belut mulai ketat, termasuk sejumlah hambatan non-tarif dalam perdagangan internasional. Bahkan di Jepang juga ada mafia bisnisnya. "Sekarang persyaratan masuk ke pasar Jepang semakin bermacam-macam. Bahkan ada persyaratan proses budidaya harus dilakukan di dalam ruangan," tutur Made.
Permintaan dunia untuk belut per tahun mencapai 230.000 ton. Sementara permintaan Jepang mencapai 120.000 ton per tahun.
Sejauh ini, menurut Saut, Cina menjadi produsen utama belut yang memasok 70% permintaan dunia. Sementara produsen belut lainnya selain Indonesia adalah Vietnam dan Bangladesh.
Ekspor belut pertama kali dilakukan Indonesia ke Taiwan pada tahun 2007, sebesar 300 kilogram (kg). Ekspor belut lainnya juga dilakukan ke Hongkong, Singapura, Jerman, Italia, Belanda, dan Amerika Serikat.
Penyebaran belut sendiri sangat luas di tanah air. Ada sekitar 12 spesies belut yang tersebar di pantai barat Pulau Sumatera, pantai pesisir selatan Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, pantai timur Pulau Kalimantan, perairan Sulawesi, Maluku, hingga di perairan Papua.
Cara budidaya belut super
Di Jepang, yang masyarakatnya gemar mengkonsumsi ikan segar, daging belut atau dikenal sebagai Unagi merupakan menu favorit restoran. Tak heran kalau belut asli Jepang (anguilla japonica) sampai masuk daftar hewan langka yang tak boleh diperdagangkan oleh Konvensi Perdagangan Internasional untuk Hewan-Hewan Langka (CITES). Tapi di Indonesia tentunya ini adalah peluang besar yang harus digarap.
Kepala Balai Layanan Usaha Tambak Pandu Karawang I Made Suitha mengatakan permintaan Jepang atas belut mencapai 100 ribu ton per tahun. "Kalau ekspor kita bisa memenuhi seperempatnya saja sudah bagus untuk kita," kata Made dalam Press Tout Kementrian Kelautan dan Perikanan, Sabtu pekan lalu.
Selama ini, kata Made, Indonesia baru mengekspor belut dalam bentuk benih. Karena itu, pada 2010 ini, Pemerintah menargetkan akan mengekspor belut siap dikonsumsi. "Dengan begitu ada nilai tambahnya," ujarnya. Tak hanya Jepang sebagai peminat utama, pasar Korea Selatan, Vietnam, dan Taiwan juga besar.
Untuk pangsa pasar Jepang, yang menjadi produk unggulan adalah jenis anguilla bicolor yang harganya mencapai Rp 55 ribu per kilo gram. Sebelumnya belut jenis ini harganya sempat mencapai Rp 105 ribu per kilo gram.
Selain jenis bicolor, Indonesia mempunyai dua jenis lain yang juga laku di pasaran Internasional, yaitu jenis marmorata dan renhati. Di pasar harga marmorata mencapai Rp 150 ribu per kilo gram sementara renhati mencapai Rp 300 ribu per kilo gram. "Peminat marmorata mencapai pasar Amerika Serikat," kata Made.
belut jenis renhati, tadinya banyak dikembangkan di Australia, tapi ternyata di sana tak bisa bertumbuh optimal karena pengaruh musim dingin. "belut jantan hanya bisa bertumbuh hingga setengah kilo gram dan yang betina hanya sekitar dua kilo. Kalau di Indonesia, yang jantan bisa mencapai dua kilo gram dan yang betina bisa sampai lima kilo gram," ujar Made.
Sejak bulan lalu, Australia bekerja sama dengan Indonesia untuk pengembangan belut jenis ini. Saat ini proses budidaya sudah dipindahkan dari Karawang ke Suri Tani Pemuka di Probolinggo.
Sayangnya, menurut Made, tambak belut di Indonesia belum tergarap optimal. Dari target pembesaran 15 kilo gram per meter kubik baru tercapai 10 kilo gram per meter kubik.
Karena itu, agar keinginan mengekspor segera terlaksana pemerintah menjalin kerja sama dengan perusahaan dari Jepang, Asama Industry Co. Ltd. untuk belajar mengelola tambak pembesaran belut sesuai standar pasar Jepang. "Pada tanggal 24 Maret ini mereka akan menindaklanjuti perkembangan budidaya di sini,"tambah Made.
Menurut Made, konsumen Jepang agak ceriwis soal kualitas. Mereka, misalnya, hanya mau belut yang kadar lemak dagingnya rendah (tak boleh lebih dari 10 persen). belut-belut tujuan ekspor itu pun musti diberi pakan khusus berupa pasta yang dipercaya mempengaruhi rasa daging. Konsumen Jepang, kata Made, juga lebih menyukai belut dengan ukuran sekitar 250 sampai 400 gram per ekornya.
Made mengungkapkan persaingan dalam pasar belut mulai ketat, termasuk sejumlah hambatan non-tarif dalam perdagangan internasional. Bahkan di Jepang juga ada mafia bisnisnya. "Sekarang persyaratan masuk ke pasar Jepang semakin bermacam-macam. Bahkan ada persyaratan proses budidaya harus dilakukan di dalam ruangan," tutur Made.
Permintaan dunia untuk belut per tahun mencapai 230.000 ton. Sementara permintaan Jepang mencapai 120.000 ton per tahun.
Sejauh ini, menurut Saut, Cina menjadi produsen utama belut yang memasok 70% permintaan dunia. Sementara produsen belut lainnya selain Indonesia adalah Vietnam dan Bangladesh.
Ekspor belut pertama kali dilakukan Indonesia ke Taiwan pada tahun 2007, sebesar 300 kilogram (kg). Ekspor belut lainnya juga dilakukan ke Hongkong, Singapura, Jerman, Italia, Belanda, dan Amerika Serikat.
Penyebaran belut sendiri sangat luas di tanah air. Ada sekitar 12 spesies belut yang tersebar di pantai barat Pulau Sumatera, pantai pesisir selatan Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, pantai timur Pulau Kalimantan, perairan Sulawesi, Maluku, hingga di perairan Papua.
Cara budidaya belut super
Subscribe to:
Posts (Atom)
Peluang Bisnis Ekspor Terbuka Lebar, Dengan Ide Besar Kita Bisa Bangun Usaha Ini Tanpa Modal.
Bila Ingin Belajar Bisa Bergabung di Forum BDR
Bila anda adalah supplier untuk barang-barang ekspor, dengan senang hati kami menerima kerjasama pemasaran untuk produsesn dan marketing, silahkan kontak kami